"Menurut data kami, ada hingga 332 dusun di 72 desa berbeda di Pamekasan yang mengalami kekeringan akibat kekeringan tahun ini," katanya, seperti dikutip jaringan beritajatim.com Suara.com.
Kekeringan Pamekasan yang diklasifikasikan dalam dua istilah yang berbeda yaitu kekeringan kritis dan kekeringan langka.
"Kekeringan kritis ini disebabkan pasokan air desa hingga 10 liter per hari untuk setiap orang dan jarak ketersediaan air bersih hingga 3 kilometer (km)", ujar tambahnya.
"Namun, dalam kategori jarang terjadi kekeringan langka, kebutuhan air dusun itu kurang dari 10 liter per hari. Jarak tempuh dari rumah penduduk ke sumber mata air terdekat sekitar 0,5-3 km", katanya.
Baca Juga:Jokowi Kirim Bantuan Kemanusian ke Pakistan
Bahkan untuk mengatasi dampak kekeringan, pihaknya sudah mulai mendistribusikan air bersih ke daerah-daerah kekeringan di wilayah setempat.
"Kami resmi memulai proses transmisi sejak kemarin, Sabtu (24/09/2022)," katanya.
"Selain itu, jumlah desa yang terkena kekeringan tahun ini bertambah 21 dusun dari sebelumnya, yaitu 311 dusun. Namun jumlah desa yang terkena dampak mengalami penurunan dari 77 desa menjadi 72 desa," katanya.
Untuk diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan meluncurkan program khusus dengan nama "Besti Berdering", yaitu Bersama Bupati Bereskan Desa Kering. Program tersebut secara resmi di launching pada Sabtu (24/9/2022) kemarin.
Baca Juga:Begini Nasib Kontrak Shin Tae-yong Setelah Ketum PSSI Didesak Netizen