Tragedi na’as ini dilakukan oleh mantan polisi bernama Panya Khamrab (34) pada hari Kamis (6/10/2022) yang berlangsung saat siang hari ketika para anak-anak sedang tidur siang.
Menurut warga setempat mantan polisi atau pelaku tersebut, sebelum melakukan aksinya ia mengonsumsi obat-obatan terlarang dan menenggak minuman keras.
Kemudian, pelaku memasuki rumah tempat penitipan anak tersebut dan langsung mengeluarkan senjata api untuk membunuh para korban.
Setelah itu dia keluar dari tempat penitipan anak tersebut dan melarikan diri ke rumahnya. Parahnya, ia melakukan kejadian yang sama. Ia membunuh anak dan istrinya serta mengakhiri hidupnya sendiri.
Baca Juga:Batal Sambangi Makassar, GIIAS 2022 Akan Berakhir di Semarang
Motif dari kejadian aksi brutal yang dilakukan pelaku Panya Khamrab, hingga saat ini belum diketahui penyebab pastinya. Pihak kepolisian Thailand masih mengusut dan mengidentifikasi.
Ternyata kabar duka yang berada di negara Thailand ini, ikut di liput oleh dua jurnalis CNN di tempat penitipan anak tanpa izin.
Dilansir lamarn Anadulu, CNN mendapatkan kecaman oleh reporter Australia Anna Coren dan juru kamera asal Inggris Daniel Hodge karena, melakukan peliputan tanpa izin.
Maka, pihak CNN segera meminta maaf karena melaporkan tanpa izin dari dalam fasilitas penitipan anak Thailand.
“Saya ingin menyampaikan permintaan maaf yang sedalam-dalamnya kepada rakyat Thailand, terutama keluarga para korban tragedi ini. Kami sangat menyesal jika kami telah membuat Anda lebih sakit dan menderita, itu tidak pernah menjadi niat kami,” kata salah satu jurnalis bernama Anna Coren, 47 tahun, menurut situs berita Thaiger.
Baca Juga:Kasus Prank KDRT, Baim Wong dan Paula Verhoeven Akan Dipanggil Penyidik Lagi Kamis Ini
"Saya ingin meminta maaf kepada orang-orang Thailand atas kesedihan besar yang kami sebabkan selama waktu yang sangat traumatis ini," ujar Hodge.