Investor asal Cina akan didatangkan oleh Menteri Investasi Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia bersama dengan Provinsi Papua Barat yang nantinya akan membangin smelter nikel dan pabrik baterai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong.
Namun kata Bahlil, investor asal Cina tersebut membutuhkan jaminan bahan baku.
"Saya pernah diberitahukan soal investor dari China itu, mereka kan mau bangun smelter nikel di sini (KEK Sorong). Tetapi mereka minta jaminan bahan baku," kata Bahlil.
Perusahaan asal China yang telah siap beroperasi di kawasan tersebut, karena sudah melakukan MoU dengan Pemerintah Kabupaten Sorong sejak April 2023 lalu.
Baca Juga:Momen Prabowo Subianto Tolak Dicium Tangan TikToker Cellos Disorot Netizen: Rendah Hati!
Menurut Bahlil, pemerintah senantiasa menyambut baik adanya investor yang ingin berinvestasi di KEK Sorong, namun terkendala dengan pemenuhan bahan baku yang belum tersedia di KEK Sorong.
Berkaitan dengan itu, Bahlil telah berkomunikasi dengan Penjabat Gubernur Papua Barat Daya mencari solusi bersama untuk menjawab kebutuhan investor asal China.
Salah satu upaya yang akan dilakukan Pemerintah Provinis Papua Barat Daya adalah segera menginventarisir izin usaha pertambangan (IUP-IUP) yang telah dikeluarkan oleh pemerintah namun tidak produktif, untuk ditata kembali.
“Nah memang itu salah satu masalah, saya baru bicarakan dengan Pak Gubernur adalah kami segera mengiventarisir IUP-IUP yang dikeluarkan oleh pemerintah, baik di lokasi Kabupaten Sorong maupun di Raja Ampat, yang tidak produktif segera kami tata. Tujuannya apa, tidak akan mungkin Investasi masuk kalau tidak ada jaminan bahan baku. Nah jadi itu tugas kami yang akan kami dorong ke depan,” jelasnya. [Antara]
Baca Juga:Kronologi Kasus Mahasiswa UI Tikam Juniornya, Pelaku Terlilit Pinjol